Arsip Blog

Selasa, 08 Maret 2011

berharganya dirimu WANITA

09 March 2011
Bismillahirrahmanirrahhim
 
Nilai kehormatan aurat wanita dalam Islam
jauh lebih tinggi dari nyawa seribu syuhada‘ sekalipun.....
 
      Di zaman khalifah Al-Mu‘tashim billah, terkenal ungkapan “Waa mu‘tashimaah”,  sebuah jeritan wanita yang mengadukan perlakuan seorang yahudi kepada dirinya ketika dengan jailnya si yahudi menyangkutkan ujung jilbab wanita itu hingga terlihat sebagian auratnya. 
     Al-Mu‘tashim billah langsung mengirim ribuan tentaranya untuk menyatakan perang melawan kelompok yang dianggapnya telah melecehkan wanita Islam dan terjadilah perang akbar. Inilah harga sebuah kehormatan wanita dalam Islam. Namun unfortunately, banyak orang-orang yang memfasilitasi untuk bisa mengumbar aurat wanita dengan seribu dalih yang dibuat-buat, sangat di sayangkan lagi karena sebenarnya wanita itu sendiri yang mau & menginginkannya.
 
Bila nilai kehormatan aurat wanita dinilai begitu tinggi, lantas apakah pantas seorang wanita dengan sendirinya mengumbar aurat kepada orang yang belum berhak untuk melihatnya..
Lindungilah Auratmu, aurat saudara-saudara perempuanmu, adik-adikmu,, orangtuamu, istrimu,, juga orang-orang yang engkau sayangi... jangan biarkan orang lain untuk menikmati indahnya aurat wanita yang kamu cintai, karena nilainya begitu mahal.. tak sebanding dengan harga sebuah benda materialis.


----- wallahu'alam bishawab--------
 

feminis.. oh NO

Feminisme emansipasi di Indonesia secara umum menebarkan paham bahwa peran tradisional perempuan merupakan usaha untuk mensubordinasikan perempuan. Menurut kaum feminis peran sebagai rumah tangga menyebabkan perempuan tidak berkembang kepribadiannya. Untuk menghapuskan stereotipe semacam itu perempuan tidak harus kawin dan boleh melakukan apa saja persis dengan yang dilakukan laki-laki, sebagai upaya untuk membebaskan diri dari segala bentuk opresi.

Teori feminisme secara umum ingin menunjukan gejala-gejala opresi terhadap perempuan, subordinasi, sebab-sebab dan konsekuensinya. Meraka menyebut sisitem patriarki, hukum dan UU yang diskriminatif, pemilikan harta yang tidak seimbang, pelecehan seksual antara suami-istri sebagai cermian tidak opresi terhadap perempuan. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh gerakan feminisme :

1.Tercapai kesamaan hak dan kedudukan laki-laki dan perempuan sebagai manusia bebas, baik dalam dunia publik maupun privat.

2.Penghapusan segala opresi dan perbedaan gender dalam masyarakat.

3.Kebebasan individu untuk memilih dan memutuskan sesuai keinginan dan aspirasinya. Tujuan ini semakin mendapat angin segar dalam masyarakat yang cenderung permisif terhadap budaya materialistis dan individualistis. Dalam kacamata materialis, seseorang dapat memiliki power bila dapat menghadirkan materi sebanyak-banyaknya dalam keluarga.

Feminisme Dalam Dunia Islam:
Dunia Islam pun ternyata tak lepas dari intervensi ide feminisme. Realistis itu memang lumrah terjadi mengingat dunia islam tengah mengalami degradasi pemahaman hukum Islam dalam gembaran kaffah. Islam bukan lagi jadi pijakan dalam berpikir dan bersikap. Standar berpikir dan bersikap telah bergeser kepada aspek manfaat, nilai-nilai HAM dan keadilan ala Barat. Di sisi lain Barat talah menyengaja menyebarkan paham feminis kedunia islam melalui agen-agennya. Bangladesh memiliki Taslima Nasreen, perempuan yang berani menghujat legalitas Al-qur’an sebagai sumber hukum islam.

Keberanian yang dimilikinya berhasil mengundang perhatian Barat untuk kemudian menempatkannya sebagai ketua IDA (Internasioanal Development Association) penerbit bibit feminisme yang berkedok sebagai lembaga Internasional yang bergerak dalam pemberdayaan perempuan di dunia Islam. Ada pula kesatuan 9 perempuan muslimah dari negeri Aljazair, Iran, Bangladesh, Maroko dan sudan yang terbagung dalam WLUML (Komite Aksi Perempuan Yang Hidup Dibawah Hukum Islam). Meraka mengganggap melepas jilbab dan bahasa arab adalah simbol kebebasan modernisasi ala Barat.

Adalah beberapa nash al-Qur’an dan al-Hadits yang mereka anggap telah menempatkan perempuan muslimah di bawah kedudukan laki-laki. Sehingga mereka perlu untuk melakukan reinterpretasi al-Qur’an dengan perspektif feminis. Nasreen berpendapat bahwa al-Qur’an perlu direvisi secara total karena Islam memperlakukan perempuan sebagai budak dalam perkawinan. Laki-laki dan perempuan progresif, sambungnya tidak akan tunduk terhadap agama.

Akar Feminisme
Tinjauan Historis :
Kemunculan Feminisme sebenarnya sama sekali tidak bisa dikaitkan dengan Islam. Isme ini pertama kali muncul di AS pada abad ke 19 ketika perempuan-perempuan Amerika baru menyadari bahwa mereka tak memiliki hak pilih dalam politik, sama seperti anak di bawah umur. Tuntuan mereka mencapai puncaknya ketika kaum hawa turunan Paman Sam itu berkumpul di Senece Falls, NY pada tahun 1948. Ada 4 hal yang mengemuka di forum itu, yakni tentang undang-undang perkawinan, berisi tentang gugatan perwalian anak dan penyerahan harta pihak perempuan untuk suami bila meraka bercerai, kesetaraan pendidkan antara perempuan dan laki-laki, hak bekerja dan berpolitik.

Isu perjuangan gender sempat surut satu dekade kemudian. Namun pada tahun 1960-an isu tersebut mencuat kembali dengan jargon anyar “sektor domestik itu tidak produktif” dan “peran tradisioanl perempuan adalah cerminan subordinasi perempuan”. Betty Freidan (1963) dalam Feminine Mistique menulis bahwa peran tradisioanl menyebabkan perampuan tidak berkembang kepribadiannya. Agar tidak terjebak dalam peran itu maka perempuan tidak harus kawin dan punya anak, serta boleh melakukan apa saja seperti yang dilakukan laki-laki.

Tinjauan Ideologis :
Paham Feminis sebenarnya terilhami oleh teori konflik Marx dan Engels. Engels berteori bahwa asal mula penindasan perempuan terjadi pada sistem Kapitalis. Menurutnya, keluarga inti dengan struktur hierarkis (suami, istri dan anak) menempatkan pria sebagai wakil borjuis dan perempuan sebagai proletar. Maka hubungan yang terjadi di antara keduanya adalah hubungan eksploitatif. Agar tercapai hubungan sejajar maka perlu mengubah struktur hierarki dalam masyarakat.

Dalam masyarakat kapitalistik, kebabasan adalah suatu hal yang perlu diperjuangkan sekalipun melampaui batas-batas nilai agama. Individu akan berkembang bila diberikan kebabasan untuk mengembangkan dirinya. Akibatnya timbul kesenjangan yang lebar antara kelompok yang bermodal kuat dan dengan golongan lemah. Yang terjadi selanjutnya adalah eksploitasi perempuan yang secara umum menduduki tempat sebagai kaum yang lemah oleh si pemodal kuat yang notabene adalah kaum laki-laki, sedangkan masyarakat sosialis berusaha meniadakan budaya kelembagaan yang mengarah pada pengkelasan. Sifat komunal ideologi ini cenderung meniadakan potensi individual pada masyarakat. Praktek ideologi tersebut dalam Negara cenderung ditegakan dalam bentuk otoritarian dan diktatorian.

 Tulisan ini membuka pikiran-pikiran tentang ide muculnya paham feminis.


*** Insya Allah, jika kita menerapkan secara mantap & syumuliyah konsep Islam dalam tiap titian kehidupan,, maka kesetaraan gender bukanlah solusi atas masalah ini,, coba dikaji sedikit mengenai fiqh kemenangan, fiqh DAULAH.. insya Allah semoga tegak hak & kewajiban sesungguhnya yang sesuai dengan fitrah manusia... NB: jangan setengah-setengah menafsirkan tentang Islam, pelajari secara utuh hingga tidak ikut-ikutan mengikuti paham yang bermunculan ***

womaN's Day

8 March
The first IWD was observed on 19 March 1911 in Germany following a declaration by the Socialist Party of America. The idea of having an international women's day was first put forward at the turn of the 20th century amid rapid world industrialization and economic expansion that led to protests over working conditions

In 1910, Second International held the first international women's conference in Copenhagen (in the labour-movement building located at Jagtvej 69, which until 1 March 2007 housed Ungdomshuset). An 'International Women's Day' was established. It was suggested by the important German Socialist Clara Zetkin, although no date was specified.[2] The following year, 1911, IWD was marked by over a million people in Austria, Denmark, Germany and Switzerland, on March 19.[3] In the West, International Women's Day was first observed as a popular event after 1977 when the United Nations General Assembly invited member states to proclaim March 8 as the UN Day for Women's Rights and International Peace


Demonstrations marking International Women's Day in Russia proved to be the first stage of the Russian Revolution of 1917

Following the October Revolution, the Bolshevik Alexandra Kollontai persuaded Lenin to make it an official holiday in the Soviet Union, and it was established, but was a working day until 1965. On May 8, 1965 by the decree of the USSR Presidium of the Supreme Soviet  International Women's Day was declared a non working day in the USSR "in commemoration of the outstanding merits of Soviet women in communistic construction, in the defense of their Fatherland during the Great Patriotic War, in their heroism and selflessness at the front and in the rear, and also marking the great contribution of women to strengthening friendship between peoples, and the struggle for peace. But still, women's day must be celebrated as are other holidays


******

 hari wanita sedunia essensinya adalah Pemberdayaan Wanita tanpa mengingkari fitrahnya & menjunjung tinggi nilai-nilai religiusitas.....

bagaimana orang lain menghargai tanggung jawab wanita yang sesungguhnya, tidak lupa dengan kewajibannya beserta hak nya sebagai wanita.
wanita sebagai ibu
wanita sebagai anak
wanita sebagai pendidik
wanita sebagai tiang negara
wanita sebagai orang yang dimuliakan agama
& diperlakukan secara normal layaknya manusia.

tanpa mengurangi nilai essensi hari wanita tak pula layak wanita menganut paham feminis kesetaraan gender yang berakibat akan pengingkaran fitrahnya.

-----wallahualam bishawab --------

Senin, 07 Maret 2011

aku mencintaimu karena Allah

selembar kertas ini penuh coretan...

coretan kisah

aku & kamu , kita ...
ada gerak hati yang mempertemukan kita
meskipun..
waktu kadang tak bersahabat untuk membuat kita slalu bisa bertemu
getar-getar kerinduanlah yang melahirkan tekad untuk sebisanya bertemu walaupun hanya bertatap muka dengan segelas minuman dingin

aku mencintaimu karena Allah
bila ada suatu hari kau tak lagi temukan suatu kebaikan dalam diri, menjauhlah karena sebenarnya aku mencintaimu karena Allah, ada cahaya yang terpancar di sana, di persaudaraan ini,
bila cahaya itu padam itu pertanda matinya hati yang berarti berbedalah visi hidup kita

aku mencintaimu karena Allah
bila aku tak pandai lagi menasihati, atau ucapku tak lagi azimat yang mengaliri hati
maafkan aku, hanya sebatas itu aku bisa mencampuri urusan keduniawianmu
bila kamu merasa terganggu, menjauhlah aku tidak akan marah karenanya

aku mencintaimu karena Allah
api-api semangat mencapai pertautan hati kepada Sang Maha Pencipta
telah terpupuk dalam indahnya persaudaraan ini
inilah yang mempertemukan & menyatukan kita

aku mencintaimu karena Allah
sebelum Allah benar-benar menetapkan takdirNya
sebelum selesainya masa dimana kita akan lebih sulit untuk bertemu
aku ingin engkau mengetahui
sesungguhnya...........

aku begitu  mencintaimu karena Allah

terimakasih Allah
telah mempertemukan persaudaraan ini
yang terbalut atas
seindah-indahnya kasih sayang
yang terbalut atas
seindah-indahnya keberkahan persaudaraan
yang terbalut atas
saling mencintai karena Allah

ana uhibbuki fillah