Arsip Blog

Minggu, 15 April 2012

Etika Terhadap yang sedang melantunkan bacaan Al-qur'an

"Dan apabila dibacakan Al Quran, Maka dengarkanlah baik-baik, dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat," (Al-A’raf : 204).

"Kalau sekiranya kami turunkan Al-Qur'an Ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berpikir," (Al-Hasyr : 21).

"Dan sekiranya ada suatu bacaan (Kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al-Qur'an itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka Tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji," (Ar-Ra’d: 31).



Al-Hasan ibn ‘Ali Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Sungguh, orang-orang sebelum kalian telah memandang Al-Qur’an laksana surat-surat (perintah) dari Rabb mereka, maka senantiasa mereka selami maknanya pada malam hari dan mereka menerapkannya di siang harinya."

Imam Al-Hasan Al-Bashri Rahimahullah berkata, "Sungguh, Al-Qur’an ini telah dibaca oleh budak-budak sahaya dan anak kecil yang tak mengerti apapun penafsirannya. Ketahuilah bahwa mentadabburi ayatnya tak lain adalah dengan mengikuti segala petunjuknya, tadabbur tak hanya sekedar menghafal huruf-hurufnya atau memelihara dari tindakan menyia-nyiakan batasannya. Sehingga ada seorang berkata sungguh aku telah membaca seluruh Qur’an dan tak ada satu huruf pun yang luput, sungguh demi Allah orang itu telah menggugurkan seluruh Qur’an karena Qur’an tak berbekas dan tak terlihat pengaruhnya pada akhlak dan amalnya!"

Abdullah ibn Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Sungguh, dahulu kami kesulitan menghafal ayat-ayat Al-Qur’an namun amat mudah bagi kami mengamalkannya. Dan sekarang, generasi setelah kami begitu mudahnya menghafal Al-Qur’an namun amat sulit bagi mereka mengamalkannya."

Abdullah ibn ‘Umar ibn Al-Khattab Radhiyallahu ‘Anhu berkata, "Kami telah mengalami masa yang panjang dalam perjuangan Islam, dan seorang dari kami telah ditanamkan keimanannya sebelum diajarkan Al-Qur’an, sehingga tatkala satu surah turun kepada Nabi Muhammad Saw maka ia langsung mempelajari dan mengamalkan halal-haram, perintah-larangan dan apa saja batasan agama yang harus dijaga. Lalu aku melihat banyak orang saat ini yang diajarkan Al-Qur’an sebelum ditanamkan keimanan dalam dirinya, sehingga ia mampu membaca Al-Qur’an dari awal hingga akhir dan tak mengerti apa-apa soal perintah dan larangan dan batasan apa saja yang mesti dipelihara."

Abdullah ibn ‘Abbas berkata, " Dahulu para qari dan penghafal Al-Qur’an adalah orang-orang yang diprioritaskan hadir dalam setiap persidangan dan permusyawaratan Khalifah ‘Umar ibn Al-Khattab, orang-orang tua dan para pemudanya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar